PALANGKARAYA, KOMPAS.Com - Potensi manfaat ekspor melalui pelabuhan yang dapat diperoleh Kalimantan Tengah, masih sedikit. Sebagian besar manfaat justru didapatkan provinsi-provinsi lain. Kondisi itu disebabkanmasih sedikitnya pelabuhan di Kaltengyang dianggap memadai untuk ekspor. Anggota Dewan Kehormatan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kalteng, Tuti Dau, di Palangkaraya, Kalteng, Minggu (5/6/2011), mengatakan, hanya dua pelabuhan di Kalteng yang aktif melayani ekspor yakni Sampit di Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kumaidi Kabupaten Kotawaringin Barat. "Tidak semua pelabuhan di Kalteng bisa digunakan untuk ekspor. Kalau daerah di Kalteng yang jauh dari dua pelabuhan itu, ekspornya harus ke luar provinsi,"kata Tuti. Masih sedikitnya pemanfa atan ekspor terlihat dari nilai komoditas yang dikirimkan ke pelabuhan-pelabuhan di luar Kalteng. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, komoditas ekspor dari Kalteng yangdikirim melalui pelabuhan pada Januari-April 2011 mencapai 468,43 juta dollar AS.Hanya 31,1 persen dari jumlah itu atau 145,27 juta dollar AS yang dikirimkan melalui pelabuhan-pelabuhan di Kalteng sendiri. Adapun 68,99 persen atau 323,16 juta dollar AS, dikirim melalui pelabuhan-pelabuhan di luar Kalteng.Sebagian besar dari jumlah itu merupakan nilai ekspor yang dikirim lewat pelabuhan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pelabuhan lain untuk mengirimkan komoditas ekspor Kalteng yakni Surabaya dan Jakarta. Sejujurnya, satu-satunya perbedaan antara Anda dan para ahli
adalah waktu. Jika Anda akan menginvestasikan waktu sedikit lebih dalam membaca, Anda akan yang lebih dekat ke status ahli ketika datang ke
.
Selain itu, nilai ekspor Kalteng untuk komoditas yang dikirim lewat pelabuhan pada Januari-April 2010sebesar 378,99 juta dollar AS. Hanya 26,36 persen dari nilai itu atau 99,89 juta dollar AS yang dinikmati Kalteng dan 73,64 persen atau 279,1 juta d ollar AS diserap provinsi lain. "Pelabuhan-pelabuhan lain di Kalteng yang perlu dibenahi, agar mampu melayani ekspor yakni Batanjung, Pulang Pisau, Sukamara, Segintung, dan Pagatan.Biasanya, kalau kantor pusat perusahaan ada di luar Kalteng seperti Surabaya dan Banjarmasin, kemungkinan ekspor lewat kota-kota itu lebih besar,"katanya. Tuti menambahkan, rencana pembangunan rel kereta api dari Puruk Cahu, Kabupaten Murung Raya, hingga Bangkuang, Kabupaten Barito Selatan, untuk mengangkut batu bara juga diminta dipercepat. Rel sepanjang 185 kilometer tersebut diperlukan agar proses eksporhasil tambang itu menuju pelabuhan semakin lancar. Kepala BPS Kalteng, Panusunan Siregar,mengatakan, jika Kalteng bisa mendapatkan peluang manfaat dari ekspor melalui pelabuhan di daerahnya sendiri, banyak potensi ekonomi yang bisa diperoleh masyarakat setempat seperti menjajakan makanan, menawarkan tenaga angkut barang, danmenyediakan transportasi. "Timbul pertanyaan, apakah pelabuhan di Kalteng tidak memadai atau pelayanannya kurang memuaskan.Persoalan itu perlu dibenahi pemerintah daerahbersama-sama," kata Panusunan. Kepala Bidang Distribusi BPS Kalteng, Sutomo, menambahkan, persoalan mengenai pelabuhan-pelabuhan di Kaltengharus ditindaklanjuti satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng dan pemerint ah kabupaten (pemkab) terkait. "Pelabuhan Pulangpisau misalnya, perlahan-perlahan semakin sepi. Padahal, posisi pelabuhan itu sebenarnyaamat strategis,"katanya.
Selain itu, nilai ekspor Kalteng untuk komoditas yang dikirim lewat pelabuhan pada Januari-April 2010sebesar 378,99 juta dollar AS. Hanya 26,36 persen dari nilai itu atau 99,89 juta dollar AS yang dinikmati Kalteng dan 73,64 persen atau 279,1 juta d ollar AS diserap provinsi lain. "Pelabuhan-pelabuhan lain di Kalteng yang perlu dibenahi, agar mampu melayani ekspor yakni Batanjung, Pulang Pisau, Sukamara, Segintung, dan Pagatan.Biasanya, kalau kantor pusat perusahaan ada di luar Kalteng seperti Surabaya dan Banjarmasin, kemungkinan ekspor lewat kota-kota itu lebih besar,"katanya. Tuti menambahkan, rencana pembangunan rel kereta api dari Puruk Cahu, Kabupaten Murung Raya, hingga Bangkuang, Kabupaten Barito Selatan, untuk mengangkut batu bara juga diminta dipercepat. Rel sepanjang 185 kilometer tersebut diperlukan agar proses eksporhasil tambang itu menuju pelabuhan semakin lancar. Kepala BPS Kalteng, Panusunan Siregar,mengatakan, jika Kalteng bisa mendapatkan peluang manfaat dari ekspor melalui pelabuhan di daerahnya sendiri, banyak potensi ekonomi yang bisa diperoleh masyarakat setempat seperti menjajakan makanan, menawarkan tenaga angkut barang, danmenyediakan transportasi. "Timbul pertanyaan, apakah pelabuhan di Kalteng tidak memadai atau pelayanannya kurang memuaskan.Persoalan itu perlu dibenahi pemerintah daerahbersama-sama," kata Panusunan. Kepala Bidang Distribusi BPS Kalteng, Sutomo, menambahkan, persoalan mengenai pelabuhan-pelabuhan di Kaltengharus ditindaklanjuti satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng dan pemerint ah kabupaten (pemkab) terkait. "Pelabuhan Pulangpisau misalnya, perlahan-perlahan semakin sepi. Padahal, posisi pelabuhan itu sebenarnyaamat strategis,"katanya.
No comments:
Post a Comment