Friday, July 29, 2011

Air Waduk dan Telaga Mulai Menyusut

Jadi apa yang
benar-benar semua tentang? Laporan berikut termasuk beberapa informasi menarik tentang
- info bisa anda gunakan, bukan hanya barang lama yang mereka gunakan untuk memberitahu Anda.
GRESIK, KOMPAS.com - Sejumlah waduk dan telaga air minum di Kabupaten Gresik menyusut. Padahal keberadaan waduk itu vital untuk pertanian. Penurus Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Kabupaten Gresik Asikin Hariyanto Jumat (29/7/2011) menyatakan, pada musim kemarau seperti saat ini perlu normalisai pengairan, persiapan sarana dan normalisasi drainase.

"Sejumlah waduk juga mengalami pendangkalan dan terancam rawan ambrol. Waduk Bunder seluas 92 hektar dengan kapasitas 2,465 juta meter kubik tinggal terisi 45 persen. Luas waduk juga menyusut karena mengalami pendangkalan," katanya.

Persediaan air di Waduk Belahanrejo, Wad uk Tanjung, dan Waduk Kedamean di Kecamatan Kedamaean juga menipis. Keberadaan waduk yang berfungsi menampung air banyak yang bergeser menjadi lahan pertanian atau tambak sehingga fungsi waduk tidak optimal dan debit airnya menyusut. "Waduk yang menyusut justru digunakan sebagai areal tambak atau sawah," katanya.

Kondisi tidak optimalnya fungsi waduk terlihat di Waduk Paco seluas 7,5 hektar, Waduk Ngasin 7,5 hektar di Kecamatan Balongpanggang.

Alihfungsi lahan waduk menjadi salah satu penyebab beberapa waduk rawan jebol karena kondisi tanah yang digemburkan. Perubahan fungsi tanggul membahayakan karena kekuatan tanggul berkurang sehingga saat musim hujan rawan tergerus dan ambrol.

Mereka dari Anda tidak akrab dengan yang terakhir pada
sekarang memiliki setidaknya pemahaman dasar. Tapi ada lagi yang akan datang.

Dua waduk peninggalan Belanda yang berpotensi rawan jebol, yakni Waduk Joho di Kecamatan Duduksampeyan, dan Waduk Gedangkulud di Kecamatan Cerme. Waduk Gedangkulud dengan luas 52 hektar menampung kapasitas air mencapai 1,52 5 juta meter kubik untuk irigasi di Desa Gedangkulud, Wedari, Paget, Banjarsari dan Cagakagung.

Waduk ini berada di permukaan tanah agak tinggi, dilengkapi pendeteksi tinggi air dan ada saluran pembuangan. Bila air penuh kelebihan air dialirkan melalui sa luran pembuangan.

Irigasi di Gresik mengandalkan waduk seperti Waduk Banjaranyar di Bunder, Kecamatan Cerme, dan Waduk Sumengko, di Kecamatan Duduksampeyan. Waduk Banjaranyar atau lebih dikenal Waduk Bunder bisa mengaliri sawah seluas 581 hektar. Areal lahan Waduk Sumeng ko seluas 218 hektar dengan kapasitas 8,22 juta meter kubik mengaliri 1.146 hektar sawah.

Keseimbangan, volume dan ketersediaan air, usia waduk dan manfaat bagi masyarakat sekitar serta pola tanaman warga perlu d ikaji. Kondisi lima waduk tersebut masih dibutuhkan warga karena lahan di sekitarnya sangat bergantung pada waduk, baik untuk pertambakan ataupun persawahan.

Pola tanam mengikuti ketersediaan air waduk. Saat ini kebanyakan sawah di Gresik dibiarkan tidak ditanami, karena diperkirakan ketersediaan air tidak mencukupi. Banyak lahan dibiarkan Bero, kata warga Metatu, Kecamatan Cerme, Markum.

Selain waduk me ngering, sejumlah telaga penampung air di Benjeng, Duduksampeyan, dan Balongpanggang juga mengering. Air yang tertampung dalam telaga di Metatu selain digunakan untuk mandi, juga digunakan untuk memasak. Bila terisi air, warga mengambil air dari telaga menggunakan jeriken kemasan 25 liter. Air diangkut sepeda kayuh, dengan geledhekan (gerobak dorong) atau dipikul.

Jadi sekarang Anda tahu sedikit tentang
. Bahkan jika Anda tidak tahu segalanya, Anda sudah melakukan sesuatu yang berharga: Anda telah memperluas pengetahuan Anda.

No comments:

Post a Comment