Sunday, August 28, 2011

Bom Gerilyawan Incar Tentara Uni Afrika

Apakah Anda pernah bertanya-tanya apa sebenarnya dengan
? Informatif laporan ini dapat memberikan Anda wawasan tentang semua yang anda pernah ingin tahu tentang
.
MOGADISHU, KOMPAS.com " Sebuah bom pinggir jalan yang tampaknya ditujukan terhadap konvoi pasukan Uni Afrika (AU) meledak dan menewaskan seorang perempuan, Minggu (28/8/2011) di Mogadishu, ibu kota Somalia. Demikian dikatakan beberapa saksi.       

Abdulle Mantaan, seorang staf di pusat distribusi pangan yang berdekatan dengan lokasi, mengatakan bahwa bom yang dikendalikan dari jarak jauh itu meledak ketika kendaraan kedua dari dua kendaraan lapis baja AU lewat. Seorang pria yang sedang lewat juga terluka akibat ledakan itu.       

Meski Al-Shabaab menarik diri dari Mogadishu pada bulan ini setelah mengobarkan perang empat tahun terhadap Pemerintah Somalia dukungan Barat dan pasukan penjaga perdamaian AU, keamanan di ibu kota Somalia itu masih jauh dari stabil.       

Al-Shabaab menyatakan, penarikan itu merupakan langkah taktis. Para analis memperkirakan, gerilyawan yang terkait dengan Al Qaeda itu akan muncul kembali di ibu kota itu dengan meluncurkan serangan-serangan bom bunuh diri. "Kami mendengar ledakan bom besar... Kami membawa (wanita dan pria yang terluka) ke rumah sakit Keysane. Di sana, wanita itu tewas akibat luka-lukanya beberapa menit kemudian. Ibu itu biasa datang ke tempat pembagian pangan kami untuk mengambil biskuit bagi anak-anaknya yang kekurangan gizi," kata Mantaan.       

"Bom itu ditujukan kepada AMISOM (pasukan penjaga perdamaian AU). Bom itu meledak ketika mobil terakhir lewat... Prajurit-prajurit AMISOM melihat sekilas ke belakang, tetapi terus pergi karena ledakan itu tidak mencederai mereka," tambahnya. Pihak AU mengonfirmasi serangan itu.       

Somalia kini dilanda kelaparan parah akibat kekeringan terburuk yang terjadi negara itu. PBB telah mengumumkan Mogadishu dan empat wilayah Somalia selatan sebagai zona kelaparan serta memperingatkan bahwa kelaparan bisa meluas ke seluruh penjuru negara itu.       

Informasi tentang
disajikan di sini akan melakukan salah satu dari dua hal: baik itu akan memperkuat apa yang anda ketahui tentang
atau akan mengajari Anda sesuatu yang baru. Keduanya hasil yang baik.

Kondisi itu diperumit oleh bentrokan-bentrokan yang terus terjadi antara pasukan Somalia serta Uni Afrika sekutunya dan gerilyawan Al-Shabaab. Bentrokan-bentrokan itu berlangsung ketika badan-badan bantuan internasional berusaha mencari cara untuk menyerahkan bantuan makanan kepada penduduk yang tinggal di kawasan yang dilanda kelaparan, khususnya daerah-daerah Somalia selatan yang dikuasai kelompok Al-Shabaab yang terkait dengan Al Qaeda.       

Badan-badan bantuan menarik diri dari Somalia selatan pada awal 2010 setelah ancaman terhadap staf mereka dan aturan semakin keras yang diberlakukan terhadap aktivitas mereka oleh Al-Shabaab, yang dimasukkan ke dalam daftar kelompok teror oleh Washington.       

Milisi pada bulan Juli mengatakan, kelompok bantuan asing bisa kembali lagi ke wilayah itu. Namun, seorang juru bicara Al-Shabaab mengatakan kemudian bahwa larangan operasi terhadap mereka masih tetap diberlakukan.       

Al-Shabaab mengobarkan perang selama empat tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintah sementara Somalia dukungan PBB yang hanya menguasai sejumlah wilayah di Mogadishu. Nama Al-Shabaab mencuat setelah serangan mematikan di Kampala pada Juli 2010.       

Para pejabat AS mengatakan, kelompok Al-Shabaab bisa menimbulkan ancaman global yang lebih luas. Al-Shabaab mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Kampala, ibu kota Uganda, pada 11 Juli yang menewaskan 79 orang. Pengeboman itu merupakan serangan terburuk di Afrika timur sejak pengeboman 1998 terhadap kedutaan besar AS di Nairobi dan Dar es Salaam yang diklaim oleh Al Qaeda.       

Washington menyebut Al-Shabaab sebagai sebuah organisasi teroris yang memiliki hubungan dekat dengan jaringan Al Qaeda pimpinan Osama bin Laden.       

Milisi garis Al-Shabaab dan sekutunya berusaha menggulingkan pemerintahan Presiden Sharif Ahmed ketika mereka meluncurkan ofensif mematikan pada Mei tahun lalu. Mereka menghadapi perlawanan sengit dari kelompok milisi pro-pemerintah yang menentang pemberlakuan hukum Islam yang ketat di wilayah Somalia tengah dan selatan yang mereka kuasai.       

Al-Shabaab dan kelompok gerilya garis keras lain ingin memberlakukan hukum syariat yang ketat di Somalia. Mereka juga telah melakukan eksekusi-eksekusi, pelemparan batu, serta amputasi di wilayah selatan dan tengah.

Cukup mengetahui
untuk membuat padat, memotong informasi pilihan di atas faktor ketakutan. Jika Anda menerapkan apa yang baru saja belajar tentang
, Anda seharusnya tidak perlu khawatir.

No comments:

Post a Comment