(Puisi 1) PERINDU kau sebut hitam yang dalam palung renung penantian bersemayam pekat diam berbagai haru batu isak rindu bisu : di atasmu kecamuk ombak tak pernah sunyi kau tahu seberapa tajam karang mimpi tapi inginmu menikmati indahnya terumbu semu tidurmu terlalu takzim pada basah yang asin padahal semua kan raib pada katup matamu kau sebut juga putih yang setia ruang lapang, tempat kau lukis semua riakriak hati kau warnai sesuka rasa hingga ke ujungnya tanpa kau pedulikan ufuk yang selalu harus jingga apa yang kau rindu ? jika semua niat tak bersuar laikkah semua amsal cintamu ? jika nyata dibatukan tanpa ragu : kau terlalu nyaman dalam pejaman 2009 (Puisi 2) CATATAN RINDU : untuk sahabat sahabat 487 Bandung Buhul waktu yang tersimpul ketika musim hujan tiba tak menumbuhkan benalu walau lumut kala itu begitu tebal selarik sinar matahari yang menyayat hari meluruskan pandang dua pasang mata tersambung dengan cara sederhana pada keikhlasan memuja pada terawang yang sama. saat itu, di taman jarak, tumbuh bunga dari ceritacerita yang memenjarakan rasa kentara menyita suka di kefasihan takdir menyuratkan inginnya memaksa keindahan berlikuliku mencari kenangan lalu waktu mengurai, dengan andai yang kini terasa kembali jika waktu adalah pandu sebagai apa jarak terentang..?sehingga banyak rindu terpendam dan berseteru dangan kenangan. Gayo Highland, 2010 (Puisi 3) RINDU SEDEPA kelak akan kukatakan seperti angin mengisi ruang yang kau kosongkandi rumah sukamu. Isyarat yang sarat harap bagiku,fakir hati dengan deru rindu mendera. Seujung tatap, selepas aku menghela nafas tegakmu pada jarak yang pantas meraih mencipta palung berbadai, seribu andaiku mencari puisi sepadan hasrat agar rindu tak berat menuju, tak pun harus mati tanpa kata jikalau kau cuma sedepa It seems like new information is discovered about something every day. And the topic of mobil keluarga ideal terbaik indonesia is no exception. Keep reading to get more fresh news about mobil keluarga ideal terbaik indonesia.
Gayo Highland ,2010 (Puisi 4) RINDU NAN KIAN MUDA Namanama pujian,Tercatat sebagai kenangan Terindahkan bukan hanya impian Padu pada darah hingga renta tertunda Masa menapis cerita rindu,Sarat pinta kepada syair agar tak mencantumkan tarihnya Agar guratgurat tua hanya bayangan yang padam Menepi dari binar keinginan memudakan ingatan Di mata, wajahmu tak pernah menua Dengan dan tanpa tatapan Selalu belia menjernihkan tiap pejaman Memainkan hati untuk selalu memiliki asa memuja Deru demi deru keinginan yang terlepaskan Selalu mengemas rindu yang baru Dan ketika pinta atas cinta menjadi idaman Tak satupun kata hati tak membenarkan Gayo Highland, 2010 (Puisi 5) KAU GUNUNG KETIKA LAUT BADAI "kau gunung ketika laut badai" aku tertatih pada lumpur yang binasa, sedangkan engkau berkendara awan. tak menapaki pasir beronak "ini tinggi buatmu " ujarmu dan aku tak mengerti tangga menujunya, tungkaipun lena di keletihan. senyummu ada diharumkan setanggi, dan aku berbantahan dengan bau angin dan ikan mati masih di tanah basah. "kau gunung ketika laut badai " tangan sama menggapai, jari tak serupa meraih tempat berpijak berjarak tak berbatasan, kau memuncak, aku berusaha tak karam. Gayo Highland, 2010 BIO DATA : Harsandi Nugraha atau Abu Rayhan, seorang penikmat puisi, putra Minang yang lahir di Bandung, sekarang berdomisili di Tanah Gayo. Puisi-puisinya sudah tersebar di beberapa milis sastra, dan beberapa Buku Antologi Puisi, khususnya buku-buku yang ditujukan untuk misi kemanusiaan, antara lain : Suara Suara Adam (Solidaritas Sastrawan dari Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam untuk Bencana Alam Sumatera Barat 2009 ), Antologi Penyair Nusantara : Musibah Gempa Padang, dan Himpunan Puisi Padang 7,6 Skala Richter
Gayo Highland ,2010 (Puisi 4) RINDU NAN KIAN MUDA Namanama pujian,Tercatat sebagai kenangan Terindahkan bukan hanya impian Padu pada darah hingga renta tertunda Masa menapis cerita rindu,Sarat pinta kepada syair agar tak mencantumkan tarihnya Agar guratgurat tua hanya bayangan yang padam Menepi dari binar keinginan memudakan ingatan Di mata, wajahmu tak pernah menua Dengan dan tanpa tatapan Selalu belia menjernihkan tiap pejaman Memainkan hati untuk selalu memiliki asa memuja Deru demi deru keinginan yang terlepaskan Selalu mengemas rindu yang baru Dan ketika pinta atas cinta menjadi idaman Tak satupun kata hati tak membenarkan Gayo Highland, 2010 (Puisi 5) KAU GUNUNG KETIKA LAUT BADAI "kau gunung ketika laut badai" aku tertatih pada lumpur yang binasa, sedangkan engkau berkendara awan. tak menapaki pasir beronak "ini tinggi buatmu " ujarmu dan aku tak mengerti tangga menujunya, tungkaipun lena di keletihan. senyummu ada diharumkan setanggi, dan aku berbantahan dengan bau angin dan ikan mati masih di tanah basah. "kau gunung ketika laut badai " tangan sama menggapai, jari tak serupa meraih tempat berpijak berjarak tak berbatasan, kau memuncak, aku berusaha tak karam. Gayo Highland, 2010 BIO DATA : Harsandi Nugraha atau Abu Rayhan, seorang penikmat puisi, putra Minang yang lahir di Bandung, sekarang berdomisili di Tanah Gayo. Puisi-puisinya sudah tersebar di beberapa milis sastra, dan beberapa Buku Antologi Puisi, khususnya buku-buku yang ditujukan untuk misi kemanusiaan, antara lain : Suara Suara Adam (Solidaritas Sastrawan dari Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam untuk Bencana Alam Sumatera Barat 2009 ), Antologi Penyair Nusantara : Musibah Gempa Padang, dan Himpunan Puisi Padang 7,6 Skala Richter
No comments:
Post a Comment